Penduduk Manokwari, Papua Barat, merasakan kuat gempa 6,8 Skala Ritcher di wilayah mereka selama 3 detik. Mereka pun sempat panik akibat gempa yang terjadi pukul 08.16 WIB, Sabtu 21 April 2012 itu.
“Warga berhamburan ke luar rumah dan gedung. Tapi hingga saat ini belum ada laporan korban dan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana DR. Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima VIVAnews.
Posko BNPB, menurut Sutopo, telah mengecek kondisi di lokasi gempa, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat saat ini masih melakukan pendataan. Gempa di Manokwari ini berpusat di 1.58 Lintang Selatan dan 134.41 Bujur Timur atau 88 km tenggara Manokwari, Papua Barat, pada kedalaman 10 km.
Meski gempa dirasa cukup kuat, namun Sutopo menyatakan gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun bukan berarti gempa itu lantas bisa diabaikan, sebab menurut pakar gempa ITB Irwan Meilano, gempa Manokwari mengingatkan semua pihak untuk kembali mewaspadai potensi gempa di Papua.
Gempa Manokwari sendiri, kata Irwan, kemungkinan terjadi pada sesar aktif Ransiki atau aktif folding di Teluk Bintuni, Papua Barat. Sesar Ransiki sendiri memiliki laju geser 8.5 milimeter per tahun. Selain sesar Ransiki, di Papua terdapat pula sesar daratan Sorong-Yapen dan Tarera-Audina, serta subduksi di bagian utara Papua
.
“Warga berhamburan ke luar rumah dan gedung. Tapi hingga saat ini belum ada laporan korban dan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana DR. Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima VIVAnews.
Posko BNPB, menurut Sutopo, telah mengecek kondisi di lokasi gempa, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat saat ini masih melakukan pendataan. Gempa di Manokwari ini berpusat di 1.58 Lintang Selatan dan 134.41 Bujur Timur atau 88 km tenggara Manokwari, Papua Barat, pada kedalaman 10 km.
Meski gempa dirasa cukup kuat, namun Sutopo menyatakan gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun bukan berarti gempa itu lantas bisa diabaikan, sebab menurut pakar gempa ITB Irwan Meilano, gempa Manokwari mengingatkan semua pihak untuk kembali mewaspadai potensi gempa di Papua.
Gempa Manokwari sendiri, kata Irwan, kemungkinan terjadi pada sesar aktif Ransiki atau aktif folding di Teluk Bintuni, Papua Barat. Sesar Ransiki sendiri memiliki laju geser 8.5 milimeter per tahun. Selain sesar Ransiki, di Papua terdapat pula sesar daratan Sorong-Yapen dan Tarera-Audina, serta subduksi di bagian utara Papua
.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong Komentari Dengan Bahasa Yg Sopan