Jakarta: Selain mengutuk dan mengecam keras penembakan polisi Diraja Malaysia terhadap tiga TKI asal NTB, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) juga mendesak pemerintah Indonesia untuk melakukan protes terbuka kepada pemerintahan Malaysia.
"Kami mendesak pemerintah Indonesia untuk melakukan protes kerasa terhadap pemerintahan Diraja Malaysia secara terbuka mensikapi kejadian penembakan tiga buruh migran Indonesia, yakni Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25 dan Mad Nur (28)," ujar Ketua Umum SBMI, Nisma Abdullah dalam jumpa persnya di kantor YLBHI Jakarta, Rabu (25/4).
SBMI juga mendesak pemerintah Indonesia segera mendesak pemerintah Diraja Malaysia untuk menindak tegas aparatur polisi pelaku penembakan tersebut dan mengusut tuntas jika terdapat bukti-bukti perampokan organ tubuh dalam kasus tersebut.
Pemerintah Indonesia juga diminta mengevaluasi dan meninjau ulang hubungan bilateral dan diplomatik dengan pemerintah Malaysia dan segera mencabut UU Nomor 39 Tahun 2004 dengan menggantikan UU yang lebih berspektif perlindungan sejati bagi buruh migran.
"Ratifikasi convensi PBB Tahun 1990 tentang perlindungan buruh migran dan keluarganya. Wujudkan pidato presiden di sidang Konferensi ILO 2011 bahwa PRT wajib diberi perlindungan dengan segera meratifikasi convensi ILO 189 tentang Domestic Workers," katanya.
Selain itu, lanjut Nisam, SBMI juga mendesak pemerintah untuk membangun industrialisasi nasional yang kuat dan kerakyatan demi tercapainya pembukaan lapangan kerja yang layak di dalam negeri sebagai syarat tidak perlunya mengirimkan buruh migran Indonesia ke luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong Komentari Dengan Bahasa Yg Sopan