Jakarta: Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Daryatmo, membenarkan bahwa Emergency Locator Transmitter (ELT) pada pesawat Sukoi Superjet-100 tidak berfungsi. Padahal, sesuai fungsinya, alat ini dibutuhkan untuk memancarkan sinyal radio agar lokasinya bisa diketahui sistem deteksi yang ada.
Jika alat ini berfungsi, tentunya kondisi terakhir pesawat setalah terjadinya crash dapat diketahui, dan pencarian lebih mudah.
Menurut Daryatmo, beberapa saat sebelum terjadinya hilang kontak dengan pesawat tersebut, sistem pendeteksi yang dimiliki Basarnas tidak menangkap adanya sinyal ELT. "Itu artinya ELT pada pesawat itu memang tidak berfungsi," ungkapnya saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/5).
Daryatmo menambahkan, untuk memperkuat kepastian kondisi sistem ELT tersebut, pihaknya mencoba melakukan kordinasi dengan tim rescue dari beberapa negara tetangga seperti Australia, Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, ketiga negara tersebut pun tidak menangkap adanya sinyal ELT yang dipancarkan pesawat tersebut.
"Artinya, kalau memang ELT pada pesawat berfungsi, dan sistem penerima kami yang tidak baik, maka sistem penerima dari negara tetangga kita bisa menangkapnya. Nyatanya mereka juga tidak," paparnya.
Namun ia mengaku belum bisa terlalu berkomentar banyak terkait teknis kecelakaan pesawat di lapangan. Menurutnya, saat ini yang utama dilakukan pihaknya dititikberatkan pada pencarian lokasi pesawat. "Itu nanti KNKT yang menyampaikan," pungkasnya.
Jika alat ini berfungsi, tentunya kondisi terakhir pesawat setalah terjadinya crash dapat diketahui, dan pencarian lebih mudah.
Menurut Daryatmo, beberapa saat sebelum terjadinya hilang kontak dengan pesawat tersebut, sistem pendeteksi yang dimiliki Basarnas tidak menangkap adanya sinyal ELT. "Itu artinya ELT pada pesawat itu memang tidak berfungsi," ungkapnya saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/5).
Daryatmo menambahkan, untuk memperkuat kepastian kondisi sistem ELT tersebut, pihaknya mencoba melakukan kordinasi dengan tim rescue dari beberapa negara tetangga seperti Australia, Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, ketiga negara tersebut pun tidak menangkap adanya sinyal ELT yang dipancarkan pesawat tersebut.
"Artinya, kalau memang ELT pada pesawat berfungsi, dan sistem penerima kami yang tidak baik, maka sistem penerima dari negara tetangga kita bisa menangkapnya. Nyatanya mereka juga tidak," paparnya.
Namun ia mengaku belum bisa terlalu berkomentar banyak terkait teknis kecelakaan pesawat di lapangan. Menurutnya, saat ini yang utama dilakukan pihaknya dititikberatkan pada pencarian lokasi pesawat. "Itu nanti KNKT yang menyampaikan," pungkasnya.

0 komentar:
Posting Komentar
Tolong Komentari Dengan Bahasa Yg Sopan